Latar belakang
Alam adalah
tempat belajar yang paling luas. Dari alam dan lingkungan sekitar kita dapat
mempelajari hal-hal lain yang tidak diajarkan di bangku sekolah manapun. Novel
Iqra’! adalah novel debut seorang penulis muda yang bernama Reza Nufa. Novel
yang bercerita tentang tokoh Asep dan kehidupan serta cara pandangnya melihat
alam dan lingkungan.
Sinopsis “Iqra”
Asep adalah seorang pemuda yang lahir disebuah desa kecil dan hidup dengan Nenek Aminah, neneknya yang sangat bijak dan dia sayangi. Berkat bimbingan Nenek Aminah ini Asep tumbuh menjadi seorang pemuda yang kritis dan peduli akan lingkungan. Nenek Aminah sering memberi nasehat kepada Asep, yang nantinya nasehat-nasehat itu akan dapat membuat Asep menjadi lebih bijak dan cerdas dalam menjalani hidupnya.
“Dalam tubuhmu itu, ada jiwa. Perasaan itu bersumber dari jiwa. Jiwa itulah yang membuat hatimu bisa menyadari baik dan buruk. Jadi, tetap ada hubungannya dengan hati yang kamu sebut tadi. Hati itu adalah rumahnya perasaan.” (Hal 16)
“Nak, alam itu sudah terikat dengan aturannya sendiri. Mereka tidak punya akal namun mereka tidak akan salah dan tidak boleh disalahkan.” (Hal 99)
Asep yang tumbuh dewasa melanjutkan sekolahnya di kota. Dia hidup bersama Kang Jalal yang merupakan kenalan dekat Nenek Aminah. Asep disekolahkan oleh Kang Jalal, dia satu sekolah dengan anak perempuan Kang Jalal, yaitu Nisa. Selama sekolah dan tinggal dikota, Asep semakin banyak melihat problematika kehidupan. Wawasan dirinya terus bertambah dan semakin kritis terhadap fenomena yang terjadi. Maka dari itu dia menuliskan semua unek-unek pikirannya di sebuah buku, yang nanti diberi judul IKRO. Melalui buku itu, Asep bercerita banyak tentang apa saja yang ada di dalam benaknya ; tentang kehidupan masyarakat, fenomena perbedaan agama, tentang lingkungan, tentang dirinya menyikapi perasaan cinta dan hal lainnya.
Di novel ini, terdapat banyak sekali pesan moral yang dapat dipetik. Banyak sekali makna yang dapat diambil dengan membaca novel ini. Hampir disetiap bab yang ditulis oleh Reza Nufa, selalu ada quotes-quotes yang mengajak pembaca memikirkan kembali apa yang telah kita lakukan selama ini. Novel ini juga seolah menjadi cermin dari sudut pandang kita memandang lingkungan sekitar.
“Ada banyak sekali. mereka mengkotak-kotakkan diri. Mereka saling membiarkan, mereka tidak saling bersatu.” (hal 212)
”Ada banyak gerombolan manusia primitif di bangsa ini, bahkan mereka yang mengaku elit.”
Novel Iqra’! adalah sebuah novel yang menginstrepretasikan pemikiran Reza Nufa yang dituangkan dalam tokoh Asep, sebagai kritik sosial secara tidak langsung. Novel ini merupakan curahan hati secara tidak langsung dari Reza Nufa yang miris akan apa yang terjadi kepada bangsanya. Melalui novel ini, pembaca akan secara tidak langsung akan menyelami pemikiran-pemikira yang dipikirkan oleh penulis dan orang-orang secara umumnya.
Pesan yang cukup kuat dalam novel Iqra’! ini menjadi kekuatan utama dalam novel ini. Penggunaan kalimat-kalimat metafora yang penulis gunakan dalam novel ini, semakin menambah warna tersendiri saat membaca novel ini. Penulis juga sering menggunakan analogi-analogi dalam percakapan binatang, tumbuhan dan makhluk lainnya sebagai contoh kasus.
“Itulah binatang, Nak. Mereka tidak punya akal. Gara-gara semut yang satu tidak ada antenanya jadi dianggap berbeda oleh semut yang lain.” (Hal 15)
Asep adalah seorang pemuda yang lahir disebuah desa kecil dan hidup dengan Nenek Aminah, neneknya yang sangat bijak dan dia sayangi. Berkat bimbingan Nenek Aminah ini Asep tumbuh menjadi seorang pemuda yang kritis dan peduli akan lingkungan. Nenek Aminah sering memberi nasehat kepada Asep, yang nantinya nasehat-nasehat itu akan dapat membuat Asep menjadi lebih bijak dan cerdas dalam menjalani hidupnya.
“Dalam tubuhmu itu, ada jiwa. Perasaan itu bersumber dari jiwa. Jiwa itulah yang membuat hatimu bisa menyadari baik dan buruk. Jadi, tetap ada hubungannya dengan hati yang kamu sebut tadi. Hati itu adalah rumahnya perasaan.” (Hal 16)
“Nak, alam itu sudah terikat dengan aturannya sendiri. Mereka tidak punya akal namun mereka tidak akan salah dan tidak boleh disalahkan.” (Hal 99)
Asep yang tumbuh dewasa melanjutkan sekolahnya di kota. Dia hidup bersama Kang Jalal yang merupakan kenalan dekat Nenek Aminah. Asep disekolahkan oleh Kang Jalal, dia satu sekolah dengan anak perempuan Kang Jalal, yaitu Nisa. Selama sekolah dan tinggal dikota, Asep semakin banyak melihat problematika kehidupan. Wawasan dirinya terus bertambah dan semakin kritis terhadap fenomena yang terjadi. Maka dari itu dia menuliskan semua unek-unek pikirannya di sebuah buku, yang nanti diberi judul IKRO. Melalui buku itu, Asep bercerita banyak tentang apa saja yang ada di dalam benaknya ; tentang kehidupan masyarakat, fenomena perbedaan agama, tentang lingkungan, tentang dirinya menyikapi perasaan cinta dan hal lainnya.
Di novel ini, terdapat banyak sekali pesan moral yang dapat dipetik. Banyak sekali makna yang dapat diambil dengan membaca novel ini. Hampir disetiap bab yang ditulis oleh Reza Nufa, selalu ada quotes-quotes yang mengajak pembaca memikirkan kembali apa yang telah kita lakukan selama ini. Novel ini juga seolah menjadi cermin dari sudut pandang kita memandang lingkungan sekitar.
“Ada banyak sekali. mereka mengkotak-kotakkan diri. Mereka saling membiarkan, mereka tidak saling bersatu.” (hal 212)
”Ada banyak gerombolan manusia primitif di bangsa ini, bahkan mereka yang mengaku elit.”
Novel Iqra’! adalah sebuah novel yang menginstrepretasikan pemikiran Reza Nufa yang dituangkan dalam tokoh Asep, sebagai kritik sosial secara tidak langsung. Novel ini merupakan curahan hati secara tidak langsung dari Reza Nufa yang miris akan apa yang terjadi kepada bangsanya. Melalui novel ini, pembaca akan secara tidak langsung akan menyelami pemikiran-pemikira yang dipikirkan oleh penulis dan orang-orang secara umumnya.
Pesan yang cukup kuat dalam novel Iqra’! ini menjadi kekuatan utama dalam novel ini. Penggunaan kalimat-kalimat metafora yang penulis gunakan dalam novel ini, semakin menambah warna tersendiri saat membaca novel ini. Penulis juga sering menggunakan analogi-analogi dalam percakapan binatang, tumbuhan dan makhluk lainnya sebagai contoh kasus.
“Itulah binatang, Nak. Mereka tidak punya akal. Gara-gara semut yang satu tidak ada antenanya jadi dianggap berbeda oleh semut yang lain.” (Hal 15)
Kesimpulan
Walaupun secara materi, novel ini memiliki nilai yang sangat bagus. Namun novel ini memiliki kekurangan, yaitu dalam hal narasi. Narasi yang dituliskan dalam novel Iqra’! ini sedikit bertele-tele yang bisa membuat pembaca sedikit bosan. Dan tempo yang digunakan oleh Reza Nufa dalam novel ini juga tidak stabil. Terkadang dalam satu bab tempo yang digunakan lambat, bahkan sangat lambat. Namun, di bab lainnya tempo yang hadir di bab tersebut sangat cepat.
Walaupun secara materi, novel ini memiliki nilai yang sangat bagus. Namun novel ini memiliki kekurangan, yaitu dalam hal narasi. Narasi yang dituliskan dalam novel Iqra’! ini sedikit bertele-tele yang bisa membuat pembaca sedikit bosan. Dan tempo yang digunakan oleh Reza Nufa dalam novel ini juga tidak stabil. Terkadang dalam satu bab tempo yang digunakan lambat, bahkan sangat lambat. Namun, di bab lainnya tempo yang hadir di bab tersebut sangat cepat.
Daftar pustaka
http://danisblogbuku.blogspot.com/search/label/resensi%20Iqra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar